Menag Minta Kampus PTKIN Evaluasi Prodi Sepi Peminat
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin mengatakan perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) agar mengevaluasi program studi (prodi) yang tidak lagi diminati masyarakat. Ia mengatakan, jangan sampai prodi sepi peminat di PTKIN justru mencetak sarjana pengangguran.
"Anak didik kita bukan yang bodoh, tapi pasarnya yang tidak ada. Mari kita mencetak sarjana yang sesuai dan dibutuhkan zamannya," kata Nasaruddin Umar saat meluncurkan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) PTKIN 2025 di Aula Kampus UIN Raden Fatah Palembang, Selasa (3/12/2024), dikutip dari laman Kemenag.
Baca juga: SPAN PTKIN 2025: Syarat, Cara Daftar, Ketentuan Jurusan, dan JadwalEvaluasi Prodi Sepi Peminat di PTKINMenyentil tema PMB PTKIN 2025 "Change The World", Nasaruddin meminta para rektor PTKIN untuk berani mengevaluasi institusinya sendiri. Dalam konteks ini, jika PTKIN hendak mengubah dunia, evaluasi prodi yang masih layak dan tidak layak untuk tetap dibuka.
"Jika institusi ini ingin mengubah dunia, kita harus berani mengevaluasi, masih layakkah Prodi tertentu untuk dilanjutkan atau tidak," kata Nasaruddin.
Nasaruddin menjelaskan, permintaan pada rektor PTKIN ini merespons fenomena prodi-prodi sepi peminat di kampus.
Ia mengungkapkan, fakultas di salah satu kampus punya dosen yang lebih banyak dari jumlah pendaftarnya sendiri. Sedangkan fakultas lainnya banyak diminati, tapi hanya membuka kuota 40 mahasiswa.
"Bisa jadi, banyaknya pengangguran dari prodi yang tidak sesuai pasar," imbuhnya.
Nasaruddin menegaskan evaluasi prodi PTKIN tersebut tidak berorientasi pasar, tetapi kebutuhan di lapangan dengan misi keagamaan.
"Dunia banyak perubahan. Apa yang dibutuhkan pasar, bukan pasar oriented. Kita perlu mencoba idealisme dengan idealisme market. Kecenderungan pasar dengan misi keagamaan," jelasnya.
Baca juga: 20 PTKIN Dapat Akreditasi Unggul, Bisa untuk Referensi Daftar Kuliah 2025Opsi Hapus Jurusan, Masukkan Materi ke Prodi LainIa mencontohkan evaluasi prodi-prodi pada fakultas syariah di PTKIN. Salah satunya prodi fiqh muamalat.
"Pasar saat ini tidak semua menerima ini," kata Nasaruddin Umar.
Nasaruddin menjelaskan Imam Syafi'i membuat kurikulum fiqh muamalat 1.400 tahun lalu. Materi dan ajarannya tetap harus dipertahankan di kampus, tetapi menurutnya fakultas tetap harus melihat pasar untuk mempertimbangkan keberadaan jurusannya.
Ia menilai materi di prodi sepi peminat bisa dimasukkan ke pembelajaran prodi lain di kampus.
"Apakah jurusan fiqh muamalat bisa masuk perbankan syariah? Kita perlu menyetel, apakah substansinya sama dengan perbankan syariah, ini yang harus dipikirkan. Karena, zaman sekarang, memaksa semua civitas akademika untuk mampu berpikir lain," ucapnya.
PMB PTKIN 2025Ketua Panitia PMB PTKIN Nyayu Khodijah mengatakan tema PMB "Change The World" merefleksikan dunia yang begitu cepat.
"Melalui PMB PTKIN 2025, mahasiswa PTKIN diajak mengubah dunia," ucap Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang tersebut pada peluncuran PMB PTKIN 2025.
PMB PTKIN 2025 terdiri dari Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN-PTKIN) dan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN). Peserta dapat memilih prodi di 58 PTKIN dan 1 PTN di Indonesia.
"Kuota penerimaan SPAN-PTKIN akan menampung 74.337 orang. Sementara UM-PTKIN menyediakan kuota 91.557 orang," jelasnya.
Berikut jadwal PMB PTKIN 2025:
Pendaftaran SPAN-PTKIN: 6-25 Januari 2025Pendaftaran UM-PTKIN: 22 April-28 Mei 2025.Informasi lebih lanjut mengenai PMB PTKIN 2025 bisa diakses melalui http://www.ptkin.ac.id/. Adapun jalur mandiri tiap PTKIN bisa dicek di laman perguruan tinggi Islam negeri masing-masing.
Video: Melihat Fosil Stegosaurus 'Apex' di New York