Berapa Jumlah Langkah yang Ideal untuk Mengurangi Risiko Penyakit Kardiovaskular?
Sebagian besar orang menghabiskan waktu duduk yang lebih lama setiap harinya, dibandingkan dengan waktu berjalan. Pakar menyarankan untuk mengimbangi waktu duduk dengan bergerak atau berjalan agar lebih sehat. Berapa langkah idealnya?
Untuk diketahui, bahwa malas gerak (mager) banyak dilakukan oleh beberapa orang. Mereka lebih memilih diam seperti duduk berjam-jam atau berbaring cukup lama.
Padahal, kebiasaan tidak beraktivitas secara fisik bisa berdampak buruk bagi kesehatan, seperti meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (CVD), kanker, hingga diabetes.
Baca juga: Benarkah Jumlah Kalori yang Terbakar saat Berlari dan Berjalan Itu Sama?Baca juga: Mengapa Usain Bolt dan Beberapa Orang Bisa Lari Lebih Cepat? Ini Penjelasan SainsBerjalan Setiap Hari Bisa Mengurangi Dampak Negatif MagerDalam sebuah studi terbit di British Journal of Sports Medicine, Vol. 58, No. 5 pada Januari 2024 oleh Matthew N Ahmadi dan kawan-kawan, diketahui bahwa berjalan setiap hari dapat mengurangi dampak negatif dari risiko penyakit yang terkait dengan duduk terlalu lama.
Ilmuwan kesehatan dari Universitas Sydney di Australia, Matthew N Ahmadi menjelaskan bahwa semakin banyak seseorang bergerak, maka semakin kecil kemungkinan terkena penyakit kardiovaskular dan bahkan kematian dini.
Menurutnya, orang yang bekerja di belakang meja setiap hari perlu mengurangi waktu duduk, dan melakukan lebih banyak aktivitas, terutama berjalan.
"Semua gerakan itu penting dan bahwa orang-orang dapat dan harus mencoba mengimbangi konsekuensi kesehatan dari waktu duduk yang tidak dapat dihindari dengan meningkatkan jumlah langkah harian mereka," ucap Ahmadi dalam Science Alert, dikutip Rabu (20/11/2024).
Berapa Langkah yang Ideal untuk Mengurangi Risiko Penyakit akibat Mager?Dalam studinya, Ahmadi dan tim melakukan penelitian terhadap data dari sekitar 72.174 relawan. Penelitian dilakukan untuk mencari jumlah langkah yang dibutuhkan setiap orang dalam waktu satu hari.
Tim peneliti meminta relawan untuk memakai akselerometer pada pergelangan selama tujuh hari untuk mengukur tingkat aktivitas fisik mereka, termasuk jumlah langkah dan waktu duduk. Hasil penelitian awal menunjukkan bahwa rata-rata relawan setidaknya menghabiskan sekitar 10,6 jam waktu duduk setiap harinya.
Dalam hal ini, relawan cenderung menghabiskan lebih banyak "waktu tidak bergerak" dibandingkan dengan "waktu bergerak".
Setelah dua tahun, para peneliti kemudian memeriksa kondisi kesehatan dari setiap relawan dan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari penelitian awal. Hasil menunjukkan bahwa relawan yang lebih banyak bergerak memiliki kondisi kesehatan lebih baik dibandingkan dengan mereka yang menghabiskan lebih banyak waktu dengan tidak bergerak.
Dalam hal ini, para peneliti kemudian menjumlahkan rata-rata dari para relawan yang lebih sehat dan banyak waktu yang dihabiskan untuk bergerak. Peneliti kemudian menemukan berapa jumlah langkah yang diperlukan setiap harinya.
Penelitian menemukan bahwa seseorang setidaknya perlu berjalan sekitar 9.000 hingga 10.000 langkah setiap hari. Jumlah ini dinilai mampu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 21 persen dan risiko kematian dini hingga 39 persen.
Menurut Ahmadi, sekitar 50 persen manfaat dari berjalan kaki ini sudah dapat dirasakan saat seseorang mencapai sekitar 4.000 hingga 4.500 langkap setiap hari.
"Setiap jumlah langkah harian di atas acuan 2.200 langkah per hari dikaitkan dengan angka kematian dan risiko kejadian kardiovaskular yang lebih rendah, untuk waktu menetap yang rendah dan tinggi," ungkapnya.
Dengan demikian, para peneliti menyarankan setiap orang yang terlalu banyak duduk atau jarang bergerak, untuk berjalan kaki sekitar 9.000 hingga 10.000 langkah setiap harinya.
Baca juga: 6 Kebiasaan Sehari-hari untuk Meningkatkan Kesehatan Mental, Sudah Dilakukan? Video Aktivitas Fisik Dapat Kurangi Risiko Stroke