Merasa Alami Rasisme di Restoran, Pelanggan Ini Berujung Dihujat
Merasa dirinya alami rasisme dari restoran yang disambanginya, ada wanita marah-marah. Sayangnya curhatannya justru menuai hujatan dari netizen.
Perbedaan pendapat seringkali terjadi pada pelayan di restoran dengan pelanggannya. Banyak insiden di mana pelayan bermaksud untuk menghargai pelanggannya tetapi justru membuat pelanggannya tersinggung.
Apalagi ketika berkaitan dengan budaya yang dinilai melalui penampilan. Tidak sedikit yang akhirnya merasa mengalami rasisme ketika disapa dengan bahasa tertentu oleh pelayan restoran.
Dimsum Daily (1/11) membagikan kehebohan yang terjadi pada media sosial bergaya Chinese bernama Xiaohongshu. Ada salah satu netizen yang menuai perdebatan usai membagikan pengalamannya bepergian keliling beberapa negara di Asia.
Baca juga: Mulia! Pengantin Bagikan Makanan Kenduri untuk Warga Kebanjiran
Seorang wanita mengaku kecewa saat dirinya mengunjungi beberapa restoran. Foto: Getty Images/kitzcornerPengguna yang dirahasiakan namanya tersebut mengaku alami kejadian yang membuatnya tak nyaman saat pergi ke Jepang hingga Hong Kong. Ia merasa terganggu dengan cara pelayan di restoran yang selalu berbicara bahasa Kanton di hadapannya.
"Mengapa orang Jepang harus berbicara Kanton ketika aku datang ke Jepang? Mengapa saat makan di Thailand, dan mereka menyapaku dalam bahasa Kanton?" tulisnya pada Xiaohongshu.
Wanita itu mengaku setiap kali datang ke restoran, para pelanggan di sekitarnya akan berbincang dengan pelanggan lain menggunakan bahasa Kanton. Ia yang telah menunjukkan wajah kebingungan seolah memberi kode bahwa dirinya tak mengerti apa yang dibicarakan.
Tetapi ia kembali menekankan bahwa kritiknya tak disampaikan untuk menilai pelayan secara umum. Masih banyak pelayan lainnya yang bersikap hangat dan melayaninya dengan sepenuh hati.
Baca juga: Gurih Hangat! 5 Soto Tangkar di Jakarta, Ada yang Eksis Sejak 1946
Ia berujung menuai hujatan ketika merasa dikucilkan hanya karena pelanggan di sekelilingnya berbicara bahasa Kanton. Foto: Getty Images/kitzcornerSayangnya kritik tersebut justru berbalik menjadi senjata baginya. Curhatannya pada media sosial justru mendatangkan kritik tajam dari netizen yang melihatnya.
"Para pelayan pasti lebih senang menggunakan bahasa ibu mereka. Tak peduli kamu mengertinya atau tidak," ujar salah satu netizen.
Banyak juga lontaran kata-kata yang cukup kasar yang diberikan oleh netizen. Sebagian menyebutnya sebagai bayi raksasa yang manja atau orang yang sombong dan mengacuhkan orang lain.
Kejadian serupa sebelumnya juga terjadi. Seorang influencer yang menuduh seorang penjual teh dari suatu negara tertentu berujung dihujat netizen. Dugaannya hanya merujuk pada tampilan fisik penjual teh yang disebut mirip masyarakat dari suatu negara.
Santapan Dalam Tradisi Autentik Bali di Donbiu Padma Resort Legian